Sejarah

Ilmu Kimia adalah bagian dari natural science yang terkait pemahaman dan rekayasa materi. Rekayasa dengan mengubah suatu materi menjadi materi lain. Untuk dapat melakukan rekayasa tersebut, para ahli perlu memhami ilmu kimia untuk mengetahui susunan, struktur serta sifat-sifat materi. Ilmu Kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen, sehingga laboratorium akan sangat membantu dalam mempelajari ilmu kimia yaitu membantu memahami konsep-konsep kimia, membuktikan berbagai konsep dan melakukan penelitian. Terkait dengan hal tersebut maka Program Studi Pendidikan Kimia sebagai bagian dari LPTK memegang peranan penting untuk menghasilkan guru mata pelajaran kimia.

Program Studi S1 Pendidikan Kimia FKIP Unpatti dimulai  pada tahun 1988 dengan ketua program studi pertamanya Drs. H.J. Sohilait, MS. Diawal terbentuknya, jumlah pengajar hanya 4 orang, 3 pengajar dengan kualifikasi pendidikan S1 Pendidikan Kimia dan 1 pengajar dengan kualifikasi pendidikan S2. Jumlah  mahasiswa angkatan pertama Program Studi Pendidikan Kimia sebanyak 8 mahasiswa. Jumlah mahasiswa program studi pendidikan kimia tahun 2013, mahasiswa reguler I : 519 mahasiswa dan jumlah mahasiswa reguler II sebanyak 12 mahasiswa (dua angkatan). Dimana penempatan lulusan (alumni) tersebar pada berbagai instansi dan profesi, termasuk didalamnya sebagai guru, dosen, pegawai LPMP, pegawai dinas pendidikan, dan tenaga laboran.

Tahun 1996, Program Studi Pendidikan Kimia menunjukan perkembangan sangat pesat baik dalam penelitian, organisasi kemahasiswaan, jumlah mahasiswa, jumlah dosen maupun kegiatan ilmiah tingkat nasional, sehingga memperoleh akreditasi B oleh BAN-PT. Perjuangan program studi pendidikan kimia tidak berhenti begitu saja, melainkan selalu berbenah diri dan mengadakan perubahan-perubahan yang signifikan sehingga dapat mempertahankan akreditasinya pada tahun 2005. Selanjutnya tahun 2013 ini, program studi pendidikan kimia kembali terakreditasi B oleh BAN-PT.

Dalam perkembangannya, program studi pendidikan kimia telah dipimpin oleh 6 ketua program studi, masing-masing Drs. H.J. Sohilait, MS (1988-1998), Dra. J. Paendong (1998-2000), Drs. R. Wattimena, M.Pd (2000-2004), Dra. S. Ayal, M.Pd (2004-2008), H. Kainama, S.Pd., M.Si (2008-2012), Y. Dulanlebit (2012-2016) dan Y. T. Filindity, M.Pd.Si (2016-Sekarang). Saat ini, program studi telah memiliki 17 dosen tetap dengan kualifikasi pendidikan S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 15 orang, dan S1 sebanyak 1 orang (sementara studi lanjut). Data dosen, antara lain : Prof. Dr. R. Hadanu,S.Pd,,M.Si (lektor kepala), H. Kainama,S.Pd.,M.Si (lektor), Y Utubira, S.Pd.,M.Si (lektor), D. Tahya, M.Pd (lektor), N. Palisoa, M.Pd (lektor), Sunarti, S.Pd.,M.Sc (lektor), Nazudin, S.Pd.,M.Si (lektor), Y. Dulanlebit, S.Pd.,M.Si (lektor), J. Sopacua, S.Pd (lektor), A. Mariwi, S.Pd.,M.Si (lektor), S. Unwakoly, S.Pd.,M.Si (lektor), Y. Filindity, M.Pd.Si (lektor), R. Turalely, S.Pd.,M.Biotech (lektor), Y. Manoppo, S.Pd., M.Pd (Lektor), Victor Kayadoe, S.Pd.,M.Si (Lektor), F. Al Hamid, M.Pd (Lektor) dan J. Manuhutu, S.Pd.,M.Sc (asisten ahli). Disamping itu terdapat Dosen Tetap Non PNS sebanyak 3 orang antara lain: L. S. Latuny, S.Pd., M.Pd, R. Untailawan, S.pd., M.Si dan J. Werinusa, S.Pd., M.Si. Dalam perkuliahan dan pembimbingan mahasiswa, program studi juga dibantu oleh 6 staf dosen yang berasal dari fakultas KIP dan fakultas MIPA Unpatti.

Pada awal terbentuknya program studi sampai dengan terbakarnya kampus Unpatti, program studi pendidikan kimia sangat terbatas dalam hal fasilitas sarana-prasarana maupun perguruan tinggi/lembaga mitra. Namun dengan dilengkapinya fasilitas dan dibukanya peluang kerjasama, maka saat ini program studi pendidikan kimia telah memiliki ruang dosen, 3 ruang kuliah, 2 ruang laboratorium kimia, laboratorium mikroteaching, dan perpustakaan program studi. Disamping sejumlah laboratorium FMIPA dan perpustakaan universitas yang juga dapat diakses oleh mahasiswa dan dosen program studi.

Perkembangan program studi pendidikan kimia juga didukung oleh peran aktif HMPS serta Ikatan Alumni Pendidikan Kimia yang bersama–sama aktif melakukan kegiatan kegiatan ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat seperti studi lapangan di Leksula (tahun 2002), seminar kimia kelautan (tahun 2003), seminar pendidikan nasional (tahun 2005), studi lapangan di Kairatu (tahun 2005), pengabdian masyarakat dan seminar lokal di Namlea (tahun 2010), seminar nasional pendidikan kimia (tahun 2010), seminar nasional kimia (tahun 2011), studi lapangan dan seminar lokal di Masohi (tahun 2011), studi lapangan dan seminar nasional serta workshop di Tual (tahun 2012), studi lapangan dan sosialisasi kurikulum di Desa Asilulu (tahun 2013), dan seminar internasional kimia dan workshop (tahun 2013). Seminar Internasional ICICs Tahun 2014 dan Studi Lapangan 2015 di Tual dan Pulau Banda serta Tahun 2016 di Paperu, Saparua.

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan terbuka luasnya akses dan kerjasama, maka staf dosen program studi saat ini sangat aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Himpunan Kimia Indonesia (HKI) bertaraf nasional dan internasional, baik itu pertemuan rutin ketua jurusan / program kimia se-Indonesia, seminar ilmiah, workshop, dll. Selain staf dosen, mahasiswa juga aktif mengikuti kegiatan IKAHIMKI setiap 6 bulan, baik ditingkat nasional maupun wilayah. Kegiatan Tridharma lain yang telah dilakukan adalah melakukan penelitian baik dalam bentuk aplikasi ilmu kimia maupun pendidikan kimia antar kelompok peneliti dosen interdispliner (antar universitas dan antar fakultas) maupun kolaborasi mahasiswa. Telah banyak hibah penelitian dikti termasuk ristek dan penelitian kreatitivitas mahasiswa yang diperoleh baik nasional maupun instansi.

Perubahan   kurikulum   merupakan   proses  yang  wajar  terjadi   dan memang  seharusnya  terjadi  sebagaimana  pernyataan  Oliva  (2004) “Curriculum change is inevitable and desireble”. Perkembangan Ipteks, kebutuhan masyarakat, kemajuan zaman, dan kebijakan baru pemerintah serta munculnya lapangan kerja baru menyebabkan  kurikulum  harus  berubah.  Kehidupan  di  abad  XXI menghendaki dilakukannya perubahan sistem pendidikan tinggi yang bersifat mendasar.  Bentuk perubahan-perubahan  tersebut adalah: (i) perubahan  dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat dunia (global), (ii) perubahan dari kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis, utamanya dalam pendidikan dan praktek berkewarganegaraan (Dikti, 2008).

Terkait perubahan tersebut, pemerintah, melalui Peraturan Presiden RI Nomor   8   Tahun   2012   mengeluarkan   Kerangka   Kualifikasi   Nasional Indonesia (KKNI). Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,  dan mengintegrasikan  antara  bidang  pendidikan  dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman  kerja dalam rangka pemberian  pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor (Perpres nomor 8 tahun 2012). KKNI yang terdiri atas sembilan jenjang memiliki implikasi  terhadap  kurikulum  Perguruan  tinggi.  Setiap  lulusan  Perguruan tinggi, termasuk Program Studi Pendidikan Kimia dalam jenjang KKNI harus mencapai jenjang S-1 level 6. Untuk itu, Prodi Pendidikan Kimia harus memperbaiki kurikulumnya disesuaikan dengan KKNI.

Prodi Pendidikan Kimia memiliki  visi,  misi,  dan  tujuan  yang  perlu  diaktualisasikan dalam kurikulum prodi. Visi, pada tahun 2018 sebagai program studi berbasis kepulauan terkemuka dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sosial, kepribadian, profesional, pedagogik dan kompetitif di kawasan Indonesia Timur.    Misi Prodi Pendidikan Kimia   adalah   (1)   menyelenggarakan fungsi pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian masyarakat dalam bidang pendidikan kimia yang mencirikan bina mulia kelautan, (2) mempersiapkan tenaga-tenaga kependidikan kimia sesuai dengan kebutuhan,  (3)  Menumbuh-kembangkan tradisi ilmiah dikalangan civitas akademika, (4) menyebarluaskan temuan hasil-hasil penelitian sekaligus kegiatan pengabdian pada masyarakat.

Terkait  dengan  adanya  KKNI,  KBK,  dan  visi-misi  tersebut,  Prodi Pendidikan Kimia memandang  perlu  adanya  perbaikan. Pengembangan  kurikulum  merupakan  proses  yang kompleks,  multidimensi dan multilevel  dimulai dari kurikulum yang ada. Selain mengacu pada tiga hal di atas, perbaikan kurikulum perlu didasari atas analisis past, present, dan future terhadap berbagai dimensi kehidupan. Demikian pula analisis SWOT terhadap kurikulum yang ada dan hasil tracer study terhadap kinerja lulusan. Selanjutnya,   prodi   perlu   menetapkan   kembali   profil   lulusan,   learning outcome (LO), mata kuliah dan bobotnya,  struktur kurikulum  dan program semester, standar pembelajaran, dan penilaiannya. Perbaikan kurikulum perlu dilakukan   secara   sistemik   dan   menyeluruh   agar   mencakup   program universitas, fakultas, jurusan dan prodi. Perbaikan kurikulum prodi diharapkan dimulai serentak pada bulan Januari 2017 dan diharapkan dapat diterapkan pada mahasiswa baru pada bulan September 2017.